April 14, 2008

Environmental

Bukannya gw skeptis sama green campaign yang notabene lagi di dengung - dengungkan sama government atawa orang - orang yang peduli akan lingkungan. Tapi alangkah sempitnya cara pandang kita kalo hanya mengandalkan sebibit atau beberapa bibit pohon untuk menyelamatkan lingkungan.

Gw rasa green campaign cuma sebagian kecil dari tindakan penyelamatan kita akan lingkungan.

Gw juga menghargai orang2/korporasi/government yang mau bersusah susah menanam pohon untuk kepentingan lingkungan. Setiap niatan baik pasti hasilnya baik. Cuma, sepertinya gini...gw fikir solusi green campaign cuma merupakan sebuah tindakan yang mentolerir agar setiap tindakan penebangan hutan liar ada penggantinya (which is bibit yang udah kita tanam), setiap asap2 tebal yang keluar dari moncong2 kendaraan mewah masih ada yang mau menghirup (which is pohon2 yang semakin dibanyakin di pinggir2 jalan), setiap korporasi/perusahaan besar itu bebas melapisi daerah serapan di Jakarta dengan beton - beton dan semen tebal hingga daerah serapan makin berkurang (toh perusahaan itu udah menanam seribu pohon kan? sebatang pohon cuma butuh space kecil kok..).

Well, gw cuma terbayang kalau kita berada di dua kondisi yang berbeda. Kondisi pertama, gw ada di sebuah lingkungan yang ditanami banyak sekali pohon rindang dan terbilang sejuk, tapi..disana ada ribuan kendaraan yang masing - masing mengeluarkan asap2 tebal plus bising, ada ribuan tumpukan sampah yang menumpuk disana sini menimbulkan lalat dan bau alhamdulillah menyengat banget.
Lalu gw dihadapkan lagi pada kondisi kedua, gw ada di sebuah tempat yang memang tidak terlalu banyak pohon namun kendaraan ga banyak, juga sampah tidak menumpuk, tidak ada bau2an yang bikin eneg pencernaan.
Which one do i prefer? gw pasti milih kondisi kedua. Walaupun ga banyak pohon disana tapi gw ngerasa nyaman, karena udara masih jernih dan ga jenuh dengan asap, ga bising, sampah juga ga ada.
Apa artinya? Banyak pohon bukan berarti lingkungan tambah baik kan?

So, green campaign itu baik tapi lebih baik memperbaiki sikap kita sama lingkungan. Lingkungan kan setiap sesuatu yang berhubungan langsung sama panca indera kita. Yang kita hirup, yang kita denger, yang kita minum, yang bersentuhan langsung dengan kulit kita. So, itu artinya lingkungan yang terselamatkan adalah jika disana kita bisa menghirup udara dengan enak, kuping ga terganggu dengan angka desibel yang besar, menelan air sejuk yang nikmat, dan kulit kita ga kering karena kadar timbal yang menempel di kulit tiap hari kita berangkat beraktivitas.
Buat apa banyak pohon kalo masing - masing dari kita masih berkutat dengan sikap ga bijak yang tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya dan masih berprilaku berlebih - lebihan. Kita merasa negeri kita negeri yang luas, tapi karena perasaan itu kita justru tdk menghargai space yang ada. Sampah plastik kecil bekas cemilan, kita buang aja sembarangan, botol bekas air mineral kita bertumpuk didalam kamar atau bahkan di depan rumah, kalo di kantor ga bijak menggunakan kertas, pake listrik asal2an, ngencengin suara knalpot motor / mobil dan merasa diri udah ngerasa keren.

Coba lihat Jepang, negara mereka kecil dibanding kita. Tokyo juga bukan ibukota yang banyak ditumbuhi pohon, hanya sebagian kota yang ditumbuhi pohon. Kenapa bisa sebegitu bersih, tata kota yang seimbang, penggunaan kendaraan yang ga berlebihan, malah polisi disana banyak yang pake sepeda. Rupanya mereka bener2 menghargai space negara mereka yang kecil. Jadi mereka menempatkan sesuatu nya dengan rapi, space yang ada di manfaatkan semaksimal mungkin. Ga ada yang berantakan. Ga ada yang berlebihan. Karena mereka sadar jika ada benda2 yang menumpuk berantakan maka artinya space hidup mereka akan semakin berkurang.


So, bagaimana dengan kita?
Mungkin mulai sekarang gw lebih senang berkampanye ttg prilaku dan sikap. Karena udah banyak yang menyuarakan green campaign. Yang sebenernya masalah lingkungan lebih dari itu. Lebih dari sekedar warna green...

Cause the water is blue, the sky is clear and the air is tranparently fresh.

Tidak ada komentar: